A. Pendahuluan
Behaviorisme muncul sebagai kritik lebih lanjut dari strukturalisme Wundt. Meskipun didasari pandangan dan studi ilmiah dari Rusia, aliran ini berkembang di AS pada tahun 1913, merupakan lanjutan dari fungsionalisme. Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata. Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen seperti yang dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme sudah melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan masih memfokuskan diri pada proses-proses mental.Meskipun pandangan Behaviorisme sekilas tampak radikal dan mengubah pemahaman tentang psikologi secara drastis, Brennan (1991) memandang munculnya Behaviorisme lebih sebagai perubahan evolusioner daripada revolusioner. Dasar-dasar pemikiran Behaviorisme sudah ditemui berabad-abad sebelumnya.
B. Pokok-pokok teori behavioristik
Para ahli behavioristik kurang memiliki perhatian terhadap struktur kepribadian internal, seperti ID, ego dan superegonya freud, karena struktur seperti ini tadak dapat diobservasi.Mereka memandang kepribadian individu sebagai “koleksi kecenderungan respon yang terkait denagn berbagai situasi rangsanagan yang beragam”. Walupun para behavioris kurang memiliki perhatian terhadap struktur kepribadian, tetapi mereka mempunyai perhatian yang cukup besar terhadap perkembangan kepribadian. Sebagian behavioris, seperti Dollar & Miller (1950) menyetujui pendapat freud tentang pentingnya pengalaman masa kecil, mereka berpendapat bahwa kepribadian di bentuk melalui proses evolusi. Tokoh-tokoh dalam teori Behavioristik tersebut adalah:
1. Pembiasaan Klasikal : Ivan Petrovich Pavlo (1849-1936)
Pembiasaan klasikal ( Classical Conditioning ) merupakan tipe belajar yang menekankan pada stimulus netral memerlukan kapasitas untuk merangsang respon yang secara orisinil terangsang oleh stimulus yang lain. Proses ini dinamakan juga Respondent conditioning yang pertama kali di kenalkan oleh Ivan Pavlov pada tahun 1903. Dia meneliti tentang pencernaan anjing, ia juga menegetahui bahwa anjing dapat dilatih untuk menegeluarkan air liur untuk merespon bunyi bel. Pada awalnya anjing akan menegeluarkan air liunya jika di beri daging, dan setiap akan memberi makan anjing tersebut pavlov membunyikan bel tersebut lama kelamaan hanya dengan mendengarkan bunyi bel tersebut anjing kan mengeluarkan air liurnya. Peran classical conditioning memberikan kontribusi terhadap pembentukan respon-respon emosional, seperti rasa takut, cemas atau phobia.
2. Pengkondidian Operan: Skinner
Burrhus federic Skinner lahir pada tahun 1904 di Susquehanna Pennsylvania dan meninggal pada tahun 1990. Skinner adalah seorang ahli psikilogi Amerika yangbanyak menghabiskan waktunya untuk bekerja di universitas Harvard.Pilihanya terhadap pendekatan behaviorisme mengarahkanya untuk menolak kekuatan-kekuatanmental dan emosional. Sinner membagi tingkah laku kedalam dua tipe yaitu responden dan operan, tingkah laku responden adalah tingkah laku yang dibagkitkan atau dirnagsang oleh stimulus tertentu. Tingkah laku reponden ini wujudnya adalah refleks dan contohnya adalah mata yang berkedip karena terkena debu atau menarik tangan saat terkena sengatan listrik, tingkah laku ini bergantung pad reinforcement dab secara langsung merespon stimulus yang bersifat fisik. Sedanagkan tingkah laku operan adalah respon atau tingkah laku yang bersifat spontan (sukarela) tanpa stimulus yang mendorongnya secara langsung.
Menurut Skinner ”reiforcement” dapat terjadi dalm dua cara yaitu positif dan negatif. Reiforcement [ositif ini sinonim dengan ”reward” (penghargaan), respon-respon diikuti oleh hasil yang menyenagkan diperkuat cenderung menjadi pola kebiasaan bertingkah laku. Sementara reinforcement negatif ketika respon diperkuat (sering dilakuan), karena diikuti oleh stimulus yang tidak menyenagkan. Reiforcement ini memainkan peran dalam perkembangan kecenderungan-kecenderungan untuk menolak (menghindar).
3. Teori Belajar Sosial: Bandura
Albert Bandura adalah seornag behavioris yang menambahkan aspek kognitif terhadap behaviorisme sejak tahun 1960. Pengembanagn teorinya merujuk kepada pandangan Skinner, meskipun begitu Bandura memiliki pendapat tersendiri dalam kaitanya dengan hakikat manusia dan kepribadian. Asumsinya adalah sebagai berikut.
a. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang sadar, berpikir, merasa dan mengatur tingkah lakunya sendiri.
b. Kepribadian berkembang dalam konteks sosial, interaksi, antara satu sama lainya.
Teori belajar bandura tentang kepribadian di dasarkan pada formula bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil interaksi timbal balik yang terus menerus antara faktor-faktor penentu yaitu faktor internal (kognisi, persepsi, dan faktor lainnya yang mempengaruhi kegiatan manusia) dan faktor eksternal (lingkungan). Proses ini disebut reciprocal Determine.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar